Dalam operasional sehari-hari, banyak bisnis retail masih mengandalkan paper shelf label untuk menampilkan harga dan informasi produk di rak. Meski terlihat sederhana, penggunaan kertas dalam skala besar ini menjadi sumber limbah yang tidak bisa diabaikan. Dalam operasional sehari-hari, banyak bisnis retail masih mengandalkan paper shelf label untuk menampilkan harga dan informasi produk di rak. Meski terlihat sederhana, penggunaan kertas dalam skala besar ini menjadi sumber limbah yang tidak bisa diabaikan.
Setiap kali ada perubahan harga atau promosi, label harus dicetak ulang dan diganti, menghasilkan tumpukan sampah kertas yang terus bertambah. Jika praktik ini terjadi di ribuan toko secara rutin, maka dampaknya terhadap lingkungan pun akan semakin besar.
Di Indonesia terdapat banyak sekali bisnis retail yang beroperasi, dalam hal ini Kemendag mengklasifikasikannya menjadi 7 industri retail yaitu makanan dan kebutuhan sehari-hari seperti supermarket dan minimarket, fashion retail, elektronik, furniture, kesehatan dan kecantikan, automotive, dan sport outdoor. Pada tahun 2022, terdapat lebih dari 40.000 retail yang beroperasi di Indonesia, ini baru angka untuk retail dalam kategori makanan dan kebutuhan sehari-hari. Bagaimana jika dijumlahkan dengan kategori retail lainnya?
Begitu banyaknya retail yang beroperasi, bayangkan berapa banyak produk dalam 1 bisnis retail, dikalikan dengan jumlah cabang yang beroperasi. Dengan jumlah toko retail yang begitu banyak, dan penggunaan paper shelf label dalam jumlah yang signifikan maka hal ini dapat menyumbang banyak limbah kertas yang akhirnya berdampak pada lingkungan.
Penggunaan paper shelf label begitu umum digunakan untuk menandai barang yang dijual di toko. Label tersebut biasanya memiliki berbagai informasi seperti nama produk, harga, dan kode-kode lainnya yang memiliki peran internal retail tersebut.
Dalam penggunaanya sebagai penanda di rak-rak, sangat mungkin terjadinya perubahan harga atau bahkan perubahan nama produk. Jika harga berubah maka operasional retail harus memperbarui harga yang ada di rak-rak bukan? Dengan mencetak label baru.
Jika dalam 1 hari asumsikan terdapat 50 produk yang harganya berubah, belum lagi 1 produk punya banyak varian, maka harus mencetak label baru minimal 50 label ditambah perubahan harga tidak hanya pada 1 toko tetapi dalam skala nasional. Berapa banyak label kertas yang harus dicetak? Berapa banyak label kertas lama yang harus dibuang dan diganti? Walaupun terlihat kecil dan tidak berdampak apa-apa, sedikit demi sedikit sampah kertas ini akan berpengaruh bagi lingkungan.
Pada tahun 2024 diperkirakan telah dihasilkan sekitar 323,574,623 ton kertas, dari jumlah tersebut sekitar 26% menjadi sampah. Di dunia retail, penggunaan label kertas turut serta memiliki pengaruh terhadap sampah kertas yang dihasilkan. Saat sebuah produk diupdate, label kertas lama akan diganti dengan label kertas baru. Hal ini membuat sampah kertas kian bertambah.
Ada berapa produk dalam 1 toko retail? Setelah label baru dicetak, staff harus mengupdate label harga pada rak-rak. Hal ini akan memakan waktu dan menjadi kerja ekstra untuk staff, efektivitas staff di toko menjadi berkurang.
Label yang terlambat di update dan label yang terlewat diganti oleh staff, kedua hal tersebut bisa mempengaruhi selisih harga. Jika selisih harga lebih rendah mungkin tidak terlalu jadi masalah untuk konsumen tapi akan menjadi masalah untuk staff dan toko. Tapi tetap saja, harga yang tidak akurat akan memberikan pengaruh buruk jika terus menerus terjadi.
Jika terjadi selisih harga terus menerus, hal tersebut bisa mempengaruhi customer satisfaction. Toko bisa saja jadi punya image yang kurang baik karena ada selisih harga pada label yang konsumen lihat dengan yang konsumen bayarkan.
Mencetak label dengan kertas pastinya butuh anggaran kebutuhan kertas, semakin sering terjadi perubahan harga maka akan semakin tinggi juga anggaran kertas untuk label yang dibutuhkan.
Salah satunya adalah dengan menggunakan Electronic Shelf Label, Electronic Shelf Label atau ESL adalah label elektronik yang memiliki fungsi sama dengan seperti paper shelf label yaitu sebagai penanda pada rak-rak. Serupa tapi tidak sama, ESL memiliki nilai lebih dibandingkan dengan penggunaan label tradisional yaitu:
Label elektronik bisa langsung berubah jika ada harga yang update, hal ini dapat dilakukan dengan instant karena dapat di control dari pusat. Tidak perlu menunggu staff mengupdate harga secara manual, pusat toko retail bisa langsung memperbarui harga untuk seluruh toko yang beroperasi.
Tidak ada lagi sampah kertas yang dibuang saat ada perubahan harga yang terjadi, berkurangnya penggunaan kertas akan mengurangi anggaran kertas juga.
Staff tidak perlu meluangkan waktu untuk mengganti harga lama dengan harga yang baru satu persatu, staff bisa lebih fokus pada pekerjaannya dan operasional toko.
Tidak ada selisih harga yang terjadi di kasir karena label yang telat di update atau terlewat diganti, hal ini akan memberikan kesan baik bagi toko dan meningkatkan kepuasan konsumen.
Salah satu toko kosmetik memutuskan untuk menggunakan electronic shelf label pada tokonya, keputusan ini diambil karena manajemen tau potensi untuk mencetak ratusan label harga kertas setiap minggunya untuk menyesuaikan perubahan harga dan promosi.
Proses ini tidak hanya memakan waktu dan tenaga kerja, tetapi juga menghasilkan limbah kertas dalam jumlah besar yang berdampak pada lingkungan. Setelah beralih ke ESL, meskipun terdapat investasi awal untuk perangkat dan sistem, biaya operasional jangka panjang menurun secara signifikan karena tidak lagi diperlukan pencetakan ulang label serta pengeluaran untuk tinta dan kertas. Selain efisiensi waktu, pergantian informasi harga kini dapat dilakukan secara real-time dari pusat, menjadikan operasional lebih hemat dan ramah lingkungan.
Penggunaan paper shelf label dalam skala besar di industri retail menyumbang limbah kertas yang signifikan dan menciptakan tantangan dalam efisiensi operasional. Proses pembaruan harga secara manual tidak hanya memakan waktu, tapi juga meningkatkan potensi kesalahan harga yang berdampak pada pengalaman pelanggan.
Dengan begitu banyaknya bisnis retail yang beroperasi di Indonesia, masalah ini menjadi semakin kompleks. Electronic Shelf Label (ESL) hadir sebagai solusi yang efisien, real-time, dan ramah lingkungan. Walaupun membutuhkan investasi awal, ESL terbukti mampu mengurangi biaya operasional dalam jangka panjang, meningkatkan efektivitas staf, serta menjaga konsistensi harga di seluruh cabang toko. Inilah langkah nyata menuju operasional yang lebih cerdas dan berkelanjutan.
Mulailah beralih ke Electronic Shelf Label (ESL) untuk mengurangi limbah kertas dan meningkatkan efisiensi operasional toko Anda. Dengan ESL, Anda memastikan harga tetap akurat, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan menjaga lingkungan.
Investasi dalam teknologi ramah lingkungan ini akan memberikan manfaat jangka panjang bagi bisnis Anda dan planet kita. Selengkapnya, hubungi Handal Technology di info@handalsecurity.com untuk informasi lebih lanjut mengenai ESL.
Sumber: Kemendag, The World Counts
Tingginya penggunaan paper shelf label di industri retail berdampak pada lingkungan. Cari tahu bagaimana Electronic Shelf Label menjadi solusi dari masalah ini!
View ProductsExplore Customized Security and Efficiency Solutions for Your Needs